Sunday, November 1, 2015

SEKUNTUM BUNGA DALAM PUISI






Setelah menulis puisi itu serapih-rapihnya di kertas kutih bergambar bunga, Akhi menlipatnya dan memasukkannya ke dalam amplop tanpa nama dan tujuan.
Malam harinya, Akhi mengikuti pengajian khusus remaja di Mesjid Nurul Amal rutin satu minggu sekali.
Setelah pengajian usai, Akhi mendekati Wangsih...
“Tolong titip ini ya buat Seffy.” Akhi menyodorkan amplop yang berisi puisi itu.
“Ada kuliannya gak nih...?” canda Wangsih.
“Ada, beres lah...” balas Akhi, entah apa kuliannya itu.
“Bohong, aku cuma becanda,” tukas Wangsih. “Ya udah, aku bawa ya.”
“Makasih, Wang...” balas Akhi.

***

Dua hari sudah berlalu...
Petang itu, Akhi sedang duduk-duduk santai sambil membaca buku di beranda rumah. Lalu ada yang menyapanya...
Salam ‘alaikum...” ucap suara perempuan.
Wa ‘alaikum salaaam...” jawab Akhi. “Eh, Wangsih...”
“Nih, titipan dari Seffy.” Wangsih langsung memberikan sebuah amplop tertutup rapat. “Aku gak lama ya, ada keperluan lagi...”
“Oh iya. Makasih untuk kedua kalinya, Wang.” Akhi menerima amplop itu bagai dalam mimpi.
Derrr...!
Hati Akhi bergejolak. Dia tidak hanya merasa bahagia. Tapi juga, dia harus siap menerima apa yang tidak sesuai dengan harapannya itu.
Perlahan-lahan Akhi membuka amplop dari Seffy itu. Dia keluarkan kertas putih yang dilipat rapih itu. Dan tersibaklah apa yang tertulis di situ...

                                              
Ternyata, ahayy...
Kalimat-kalimatnya tak begitu panjang, namun tusukannya begitu menghunjam dalam dada Akhi. Dia tersenyum puas sendirian.
Itu berarti, Seffy menerima uluran tangan Akhi yang bermuatan cinta itu.
Hari-hari selanjutnya, Akhi dan Seffy kerap saling berpandangan saat jumpa di pengajian rutin mingguan itu.

***

Setahun berlalu...
Akhi dan Seffy tak lagi saling bertemu. Terbetik cerita, bahwa mereka telah menempuh jalan hidup masing-masing.
Namun, “Sekuntum Bunga Dalam Puisi” itu masih mekar dan tertera dalam buku “Catatan Monumental” yang tak akan terlupakan, hingga hari ini......

( In Memoriam Rengasdengklok, March 1987 )

               
******

No comments:

Post a Comment

KETIKA CINTA BERCADAR: FOTO SLIDE SHOW

FOTO SLIDE BUKU "KETIKA CINTA BERCADAR" Ini adalah beberapa ulasan secara slide tentang buku KETIKA CINTA BERCADAR.