Monday, February 1, 2016

NUR BIBI: "MUJAHIDAH SAHARA FEROZAI AFGHAN"




6 November, ayah dan adik Nur Bibi syahid akibat terkena oleh serangan bom dari pesawat helikopter milik penjajah Soviet yang menjadikan rezim Babrak Kamal sebagai kaki-tangannya di Afghanistan.
Sejak saat itu, Nur Bibi bertekad untuk berjuang di barisan mujahidin demi membebaskan negerinya dari cengkraman para penjajah itu.
Awalnya Nur Bibi memasuki front perjuangan sebagai pembawa makanan dan air minum untuk kebutuhan para mujahidin. Ia terlihat mondar-mandir di medan pertempuran dengan berani.

Di suatu malam di Azakai, masih di bulan November, 100 tentara musuh mengepung para mujahidin yang berjumlah 30 orang. Pertempuran berlangsung sengit selama 24 jam. 3 orang mujahidin menemui syahidnya, sisa mengalami luka-luka. Di pihak musuhpun benyak yang menjadi korban.
Saat itu, Nur Bibi tidak bisa memberikan bantuan makanan dan minuman kepada para mujahidin, karena kepungan musuh begitu ketat.
Sore harinya, Nur Bibi menuju front pertempuran di Ferozai, beberapa kilometer dari Azakai. Namun para mujahidin sudah menghindar ke tempat lain. Di situ hanya ada seorang lelaki tua yang mengawasi medan pertempuran yang sudah sepi itu.
“Assalamu ‘alaikum...” sapa Nur.
“Wa ‘alaikum salam...” jawab lelaki tua.
“Ke mana para pejuang itu, pak tua?”
“Mereka sedang memukul-mundur musuh!”
Nur Bibir melirik ke arah senjata yang sedang siaga di tangan pak tua itu. Dia berusaha merayu-rayu pak tua itu agar mau memberikan senjatanya.
“Mohonlah, pak, berikan senjata itu kepadaku. Aku ingin berjihad bersama mereka mengusir musuh....”
“Apakah kamu mampu membawa senjata ini?”
Insya Alloh dengan izin-Nya....”
Pak tua itu lalu menyerahkan senjatanya kepada Nur Bibi yang nampak begitu siap untuk bertempur.

Seiring ucapan salam perpisahan pada pak tua itu, Nur Bibi melesat dengan ringan mengejar musuh yang terus mundur.
Sepertinya Nur Bibi ingin menghabisi musuh-musuh itu sekuat tenaga yang ia miliki. Ia terus berlari sambil melepaskan serentetan tembakan. Ia makin tak peduli lagi dengan nyawa di raganya.
Kerudung putih di kepala Nur Bibi mulai nampak merah oleh noda-noda darah akibat goresan dari peluru-peluru balasan musuh yang mengundurkan diri itu.
Makin lama noda-noda darah di kepala Nur Bibi itu makin memerah. Selama masih ada tenaga, ia tak mau berhenti maju. Hingga akhirnya, serentetan tembakan musuh mematahkan langkahnya. Tubuhnya oleng sebelum amberuk ke bumi. Dari bibirnya terdengar suara keras....
Alloooohu Akbar. Lailaha illalloh Muhammadar-rosululloh....!”

Nur Bibi, gadis berumur 16 itu, telah menjadi syahidah. Ia dimakamkan jauh terpencil sendirian di sahara wilayah Ferozai dekat Azakai dalam wilayah Provinsi Kabul, Ibukota Afghanistan.
Hingga kini, kerudung putih berlumur noda darah itu masih menutupi kuburan Nur Bibi dari terik matahari dan hujan, serta sebagai saksi dan bukti perjuangannya...
Barokallohu lah.....

**********

No comments:

Post a Comment

KETIKA CINTA BERCADAR: FOTO SLIDE SHOW

FOTO SLIDE BUKU "KETIKA CINTA BERCADAR" Ini adalah beberapa ulasan secara slide tentang buku KETIKA CINTA BERCADAR.