Tuesday, February 2, 2016

SANA NAIDALY: "PENGANTIN DARI SELATAN"




“Mau ke mana kamu?” tanya bundanya.
“Mau beli kutek, bu,” jawabnya kalem. Ia mencium bundanya dengan mesra.
“Hati-hati, ya,” pesan bundanya.
“Iya, bu,” angguknya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

Itulah dia... Sana Naidaly.
Kepergian Sana bukan untuk membeli kutek. Itu hanya alasannya saja, agar bundanya mengizinkannya keluar.
Sebenarnya Sana pergi untuk belajar mengemudi mobil di suatu tempat yang dirahasiakan. Dalam hatinya, tertanam rasa benci yang sangat dalam pada Israel, apalagi setelah bangsa Yahudi itu mencaplok wilayah Libanon Selatan. Dia menyaksikan, bangsanya telah diperlakukan dengan bengis, kejam dan biadab oleh Israel itu. Amarahnya meluap dalam dadanya. Dia bertekad, akan berbuat sesuatu untuk membebaskan tanah airnya itu...

Beberapa hari telah berlalu....
Sana Naidaly belum pulang ke rumahnya. Bundanya sangat mencemaskannya, khawatir dia diculik oleh Israel.

20 hari telah berlalu....
Tersiar berita di koran-koran setempat:
Seorang gadis cantik menabrakkan mobilnya yang bermuatan bom ke arah iring-iringan kendaraan tentara Israel di jalanan pegunungan dekat Jezine, 51 km sebelah tenggara Beirut. Mobil itu meledak, menewaskan kurang-lebih 5 tentara Israel dan melukai 50 orang lainnya. Dan gadis itu hancur bersama ledakan bom yang keras itu. 9 April 1985.

Siapa gadis pemberani itu?
Ternyata... dia adalah Sana Naidaly...
Sebelumnya Sana telah mengirimkan hadiah buat bundanya yang bernama Fathimah, berupa parfum, kalung permata biru, dan secarik kertas bertuliskan:

Don’t cry me! South Lebanon must be proclaimed!
Jangan tangisi aku! Libanon Selatan harus dibebaskan!”

Bunda Fathimah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Air matanya berlinangan. Ia pasrah. Dalam ingatannya terbayang saat puterinya itu menciumnya sewaktu hendak membeli kutek itu.
Sementara ayah Sana, di samping sedih, ia merasa bangga, karena puterinya akan tercatat dalam lembaran sejarah orang-orang Muslim Lebanon Selatan dalam mengusir pendudukan Israel dari tanah airnya.

Hingga saat ini, pengorbanan Sana Naidaly selalu dikenang dan menjadi pengobar semangat jihad. Mereka menjuluki Sana Naidaly sebagai “Pengantin Dari Selatan”, karena ia gugur sebagai syahidah sebelum menikah. Julukan itu selanjutnya menjadi adat bagi Muslim di Libanon....

********

No comments:

Post a Comment

KETIKA CINTA BERCADAR: FOTO SLIDE SHOW

FOTO SLIDE BUKU "KETIKA CINTA BERCADAR" Ini adalah beberapa ulasan secara slide tentang buku KETIKA CINTA BERCADAR.